Tuesday, December 16, 2014

PLUVIOPHILE.





Pernah sewaktu di Perak dulu, aku bangkit pada jam 3 pagi semata nak main hujan.
Berjalan perlahan di kawasan taman, seketika berdiri diam, membiarkan saja ia membasah. Menikmati titis2 hujan yg turun mengikut sukat aturan tuhan, menyubur alam (QS.43:11).
Sengaja ku pilih malam, kerana jika di siang hari mungkin akan dikata gila, kurang siuman. Manusia.
Jika diwaktu kecil alasannya kerana kita masih kecil, maka bermain hujan itu adalah normal. Bila sudah dewasa bermain hujan secara terang itu dilihat orang maka kurang senang. Jadi, sekarang untuk bermain hujan itu perlukan waktu yg terlindung drp awam.

Aku begitu suka pada hujan, seperti ada perasaan yg unik dan sensasi bila mana titis2nya menyapa kulit, ada rasa bahagia yg sukar utk dicerita. 
Mungkin kerana pada hujan itu adalah rahmatNya,
Dan malaikat2 yg ditugaskan keatasnya.
Dan doa yg mustajab pada waktu turunnya ,
Juga pada kisah Rasulullah dalam melazimi hujan;

[rumasyo.]
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, ”Kami pernah kehujanan bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyingkap bajunya hingga terguyur hujan. Kemudian kami mengatakan, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan demikian?” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى
Karena hujan ini baru saja Allah ciptakan.”
An Nawawi menjelaskan, “Makna hadits ini adalah hujan itu rahmat yaitu rahmat yang baru saja diciptakan oleh Allah Ta’ala. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertabaruk (mengambil berkah) dari hujan tersebut.”
An Nawawi selanjutnya mengatakan, ”Dalam hadits ini terdapat dalil bagi ulama Syafi’iyyah tentang dianjurkannya menyingkap sebagian badan (selain aurat) pada awal turunnya hujan, agar terguyur air hujan tersebut. Dan mereka juga berdalil dari hadits ini bahwa seseorang yang tidak memiliki keutamaan, apabila melihat orang yang lebih berilmu melakukan sesuatu yang ia tidak ketahui, hendaknya ia menanyakannya untuk diajari lalu dia mengamalkannya dan mengajarkannya pada yang lain."
Dalam hal mencari berkah dengan air hujan dicontohkan pula oleh sahabat Ibnu ‘Abbas. Beliau berkata,

أَنَّهُ كَانَ إِذَا أَمْطَرَتِ السَّمَاءُ، يَقُوْلُ: “يَا جَارِيَّةُ ! أَخْرِجِي سَرْجِي، أَخْرِجِي ثِيَابِي، وَيَقُوْلُ: وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكاً [ق: 9].
”Apabila turun hujan, beliau mengatakan, ”Wahai jariyah keluarkanlah pelanaku, juga bajuku”.” Lalu beliau membacakan (ayat) [yang artinya], ”Dan Kami menurunkan dari langit air yang penuh barokah (banyak manfaatnya).” (QS. Qaaf [50] : 9)”